Berita hoax semakin marak di media sosial belakangan ini. Fenomena ini tentu tidak bisa dianggap remeh, karena berita hoax memiliki dampak yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, perlunya edukasi bagi masyarakat Indonesia menjadi semakin penting agar dapat membedakan berita hoax dan berita yang benar.
Menurut Dedy Kurniawan, pakar media sosial dari Universitas Indonesia, berita hoax dapat menimbulkan kekacauan di masyarakat. “Berita hoax seringkali memicu perpecahan dan kerusuhan di masyarakat. Oleh karena itu, edukasi mengenai literasi informasi sangat penting agar masyarakat bisa lebih cerdas dalam menyaring informasi yang diterima,” ujar Dedy.
Salah satu contoh berita hoax yang pernah menimbulkan dampak negatif adalah isu hoaks tentang vaksin Covid-19 yang mengandung chip elektronik untuk memantau masyarakat. Berita ini membuat banyak orang menjadi takut untuk divaksinasi, padahal vaksin Covid-19 sangat penting untuk melindungi diri dari virus tersebut.
Menurut Ahli Komunikasi dari Universitas Gajah Mada, Prof. Budi Santoso, edukasi mengenai berita hoax harus dimulai sejak dini, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. “Masyarakat perlu dilatih untuk kritis dalam menerima informasi. Mereka perlu diberi pemahaman mengenai cara memverifikasi kebenaran suatu berita sebelum menyebarkannya,” kata Prof. Budi.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi mengenai berita hoax kepada masyarakat. Melalui program-program sosialisasi dan kampanye literasi informasi, diharapkan masyarakat bisa semakin cerdas dalam menyikapi berita yang beredar di media sosial.
Dengan adanya upaya edukasi mengenai berita hoax, diharapkan masyarakat Indonesia bisa lebih waspada dan tidak mudah terprovokasi oleh berita yang tidak benar. Sehingga, keberadaan berita hoax pun dapat diminimalisir, dan masyarakat bisa hidup dalam lingkungan informasi yang lebih sehat dan berkualitas.